Satu-satunya
sifat kimia alkaloid yang paling penting adalah kebasaannya. Metode pemurnian
dan pencirian ialah umumnya mengandalkan sifat ini, dan pendekatan khusus harus
dikembangkan untuk beberapa alkaloid misalnya rutaekarpina, kolkhisina,
risinina) yang tidak bersifat basa.
Umumnya
isolasi bahan bakal sediaan galenik yang mengandung alkaloid dilakukan dengan
beberapa cara, yaitu :
1. Dengan menarik
menggunakan pelarut-pelarut organik berdasarkan azas Keller. Yaitu alkaloida
disekat pada pH tertentu dengan pelarut organik. Prinsip pengerjaan dengan azas
Keller yaitu alkaloida yang terdapat dalam suatu bakal sebagai bentuk garam,
dibebaskan dari ikatan garam tersebut menjadi alkaloida yang bebas. Untuk itu
ditambahkan basa lain yang lebih kuat daripada basa alkaloida tadi. Alkaloida
yang bebas tadi diekstraksi dengan menggunakan pelarut –pelarut organic
misalnya Kloroform. Tidak dilakukan ekstraksi dengan air karena dengan air maka
yang masuk kedalam air yakni garamgaram alkaoida dan zat-zat pengotor yang
larut dalam air, misalnya glikosida-glikosida, zat warna, zat penyamak dan
sebagainya. Yang masuk kedalam kloroform disamping alkaloida juga lemaklemak,
harsa dan minyak atsiri. Maka setelai alkaloida diekstraksi dengan kloroform
maka harus dimurnikan lagi dengan pereaksi tertentu. Diekstraksi lagi dengan
kloroform. Diuapkan, lalu didapatkan sisa alkaloid baik dalam bentuk hablur
maupun amorf. Ini tidak berate bahwa alkaloida yang diperoleh dalam bentuk
murni, alkaloida yang telah diekstaksi ditentukan legi lebih lanjut. Penentuan
untuk tiap alkaloida berbeda untuk tiap jenisnya. Hal-hal yang harus
diperhatikan pada ekstraksi dengan azas Keller, adalah
:
a. Basa
yang ditambahkan harus lebih kuat daripada alkaloida yang akan dibebaskan dari
ikatan garamnya, berdasarkan reaksi pendesakan.
b. Basa
yang dipakai tidak boleh terlalu kuat karena alkaloida pada umumnya kurang
stabil.
c. Setelah
bebas, alkaloida ditarik dengan pelarut organik tertentu, tergantung kelarutannya
dalam pelarut organik tersebut.
Alkaloid
biasanya diperoleh dengan cara mengekstraksi bahan tumbuhan memakai air yang
diasamkan yang melarutkan alkaloid sebagai garam, atau bahan tumbuhan dapat
dibasakan dengan natrium karbonat dan sebagainya dan basa bebas diekstraksi
dengan pelarut organik seperti kloroform, eter dan sebagainya. Radas untuk
ekstraksi sinabung dan pemekatan khusunya digunakan untuk alkaloid yang tidak
tahan panas. Beberapa alkaloid menguap seperti,nikotina dapat dimurnikan dengan
cara penyulingan uap dari larutan yang dibasakan. Larutan dalam air yang
bersifat asam dan mengandung alkaloid dapat dibasakan dan alkaloid diekstaksim
dengan pelarut organik , sehingga senyawa netral dan asam yang mudah larut
dalam air tertinggal dalam air. Cara lain yang berguna untuk memperoleh
alkaloid dari larutan asam adalah dengan penjerapan menggunakan pereaksi Lloyd.
Kemudian alkaloid dielusi dengan dammar XAD-2 lalu diendapkan dengan pereaksi
Mayer atau Garam Reinecke dan kemudian endapan dapat dipisahkan dengan cara
kromatografi pertukaran ion. Masalah yang timbul pada beberapa kasus adalah
bahwa alkaloid berada dalam bentuk terikat yang tidak dapat dibebaskan pada
kondisi ekstraksi biasa. Senyawa pengkompleksnya barangkali polisakarida atau glikoprotein
yang dapat melepaskan alkaloid jika diperlakukan dengan asam.
2. Pemurnian
alkaloida dapat dilakukan dengan cara modern yaitu dengan pertukaran ion.
3. Menyekat
melalui kolom kromatografi dengan kromatografi partisi.
Cara kedua
dan ketiga merupakan cara yang paling umum dan cocok untuk memisahkan campuran
alkaloid. Tata kerja untuk mengisolasi dan mengidentifikasi alkaloid yang
terdapat dalam bahan tumbuhan yang jumlahnya dalam skala milligram menggunakan
gabungan kromatografi kolom memakai alumina dan kromatografi kertas.
Permasalahan :
Larutan
dalam air yang bersifat asam dan mengandung alkaloid dapat dibasakan dan
alkaloid diekstaksim dengan pelarut organik , sehingga senyawa netral dan asam
yang mudah larut dalam air tertinggal dalam air. Cara lain yang berguna untuk
memperoleh alkaloid dari larutan asam adalah dengan penjerapan menggunakan
pereaksi Lloyd. Kemudian alkaloid dielusi dengan dammar XAD-2 lalu diendapkan
dengan pereaksi Mayer atau Garam Reinecke dan kemudian endapan dapat dipisahkan
dengan cara kromatografi pertukaran ion. Dan pada pelaksanaan praktikum
tersebut terdapat beberapa kasus, bahwa jika alkaloid berada dalam bentuk terikat yang
tidak dapat dibebaskan pada kondisi ekstraksi biasa. Yang ingin saya tanyakan
bagaimana cara mengekstraksi alkaloid yang berada dalam bentuk terikat jika
alkaloid dalam keadaan tersebut tidak dapat dibebaskan pada kondisi ekstraksi
biasa ? apakah ada cara ektraksi khusus untuk mengekstraksi alkaloid yang
bersifat seperti itu ? tolong jelaskan !
menurut literatur yang saya baca
BalasHapusAlkaloid biasanya diperoleh dengan cara mengekstraksi bahan tumbuhan memakai air yang diasamkan yang melarutkan alkaloid sebagai garam, atau bahan tumbuhan dapat dibasakan dengan natrium karbonat dan sebagainya dan basa bebas diekstraksi dengan pelarut organik seperti kloroform, eter dan sebagainya. Radas untuk ekstraksi sinabung dan pemekatan khusunya digunakan untuk alkaloid yang tidak tahan panas. Beberapa alkaloid menguap seperti,nikotina dapat dimurnikan dengan cara penyulingan uap dari larutan yang dibasakan. Larutan dalam air yang bersifat asam dan mengandung alkaloid dapat dibasakan dan alkaloid diekstaksim dengan pelarut organik , sehingga senyawa netral dan asam yang mudah larut dalam air tertinggal dalam air.
Baiklah saya akan mencoba menjawab pertanyaan anda, berdasarkan literatur yang saya peroleh saya akan mengambil contoh pemisahan kafein dari daun teh. Langkah awal membasakannya dengan Na2CO3, CaCO3 yang merupakan garam nonpolar juga. Penambahan ini dimksudkan agar memisahkan senyawa kafein dari senyawa tanin yang juga ada bersama didalam daun teh. Tanin merupakan senyawa metabolit sekunder asam polihidroksi aromatik, seperti. asam gallat dan asam ellagat, yang membuat rasa sepat tanaman. Na2CO3 ini di dalam air akan terurai menjadi ion Na+ yang mengikat kafein dan CO3- yang mengikat H2O membentuk HCO3 (sutau asam). Garam kafein + Na larut dalam air. Air mendidih yang ditambahkan berfungsi membuka pori-pori dari daun the agar ekstrak daun teh dapat keluar dengan sempurna dan kafein yang didapatkan cukup banyak.
BalasHapusLalu penambahann diklorometan adalah untuk mengikat kafein yang tadinya berbentuk garam dengan Na+ menjadi berikatan dengan diklorometan, sebab kepolaran kafein hampir sama dengan diklorometan tersebut sehingga kelarutan kafein cukup besar didalam diklorometan (140 mg/l) sementara kelarutan kafein didalam air lebih rendah (22 mg/l). Adanya perbedaan kelarutan, maka terbentuk dua lapisan pada corong pisah, lapisan atas adalah lapisan air dan lapisan bawah adalah larutan diklorometan-kafein.
Penambahan MgSO4 anhidrat, anhidrat sendiri berarti tanpa air sehingga fungsi MgSO4 anhidrat ini adalah untuk mengikat air yang masih terbawa dalam larutan diklorometan kafein, setalah itu didestilasi diatas penangas air. Destilasi ini berfungsi untuk menghilangkan diklorometan (titih didih 80 0C) dan meninggalkan residu kristal berwarna putih kekuningan , dimana kristal tersebut merupakan kafein yang masih kotor. Lalu kedalam kristal ditambahkan aseton panas, aseton ini berfungsi melarutkan kafein dan pengotor yang masih tertinggal, kemudian ditambahkan n-heksana untuk mengikat aseton dan pengotor. Aseton panas merupakan pelarut yang bersifat semi polar namun lebih cenderung ke polar, sehingga aseton dapat berikatan dengan baik dengan n-heksana. Pengkristalan kafein terjadi karena hanya kafein yang bersifat nonpolar dalam campuran tersebut, kristal disaring dengan corong Buchner yang dilapisi dengan kertas saring lalu dipanaskan. Pemanasan pada kristal murni dimaksudkan untuk mendapatkan kristal murni yang kering.
trims
bisa tampilkan literaturnya, terimkasih
Hapus