Terpenoid
merupakan derivat dehidrogenasi dan oksigenasi dari senyawa terpen.
Senyawa terpen, pada awalnya merupakan suatu golongan senyawa yang hanya
terdiri dari atom C dan H, dengan perbandingan 5 : 8 dengan rumus empiris C5H8 (unit
isoprena), yang bergabung secara head to tail (kepala ekor).
Oleh sebab itu senyawa terpen lazim disebut isoprenoid, Hal ini disebabkan karena kerangka karbonnya sama seperti
senyawa isopren. Terpen dapat mengandung dua, tiga atau
lebih suatu isoprena. Molekul-molekulnya dapat berupa rantai terbuka
atau siklik. Mereka dapat mengandung ikatan rangkap, gugus hidroksil, gugus
karbonil atau gugus fungsional lain. Struktur mirip yang mengandung unsur-unsur
lain disamping C dan H disebut terpenoid. Dewasa ini baik terpen maupun
terpenoid dikelompokkan sebagai senyawa terpenoid (isoprenoid).
Terpenoid juga merupakan komponen penyusun minyak atsiri. Minyak
atsiri berasal dari tumbuhan yang pada awalnya dikenal dari penentuan struktur
secara sederhana, yaitu dengan perbandingan atom hydrogen dan atom karbon dari
suatu senyawa terpenoid yaitu 8 : 5 dan dengan perbandingan tersebut dapat
dikatakan bahwa senyawa teresbut adalah golongan terpenoid. Minyak atsiri
bukanlah senyawa murni akan tetapi merupakan campuran senyawa organic yang kadangkala
terdiri dari lebih dari 25 senyawa atau komponen yang berlainan. Sebagian besar
komponen minyak atsiri adalah senyawa yang hanya mengandung karbon dan hydrogen
atau karbon, hydrogen dan oksigen. Minyak atsiri adalah bahan yang mudah
menguap sehingga mudah dipisahkan dari bahan-bahan lain yang terdapat dalam
tumbuhan. Salah satu cara yang paling banyak digunakan adalah memisahkan minyak
atsiri dari jaringan tumbuhan adalah destilasi. Dimana, uap air dialirkan
kedalam tumpukan jaringan tumbuhan sehingga minyak atsiri tersuling
bersama-sama dengan uap air. Setelah pengembunan, minyak atsiri akan membentuk
lapisan yang terpisah dari air yang selanjutnya dapat dikumpulkan. Minyak
atsiri terdiri dari golongan terpenoid berupa monoterpenoid (atom C 10) dan seskuiterpenoid
(atom C 15).
Secara umum terpenoid terdiri dari unsur-unsur
C dan H dengan rumus molekul umum (C5H8)n.
Klasifikasi biasanya tergantung pada nilai n.
Nama
|
Rumus
|
Sumber
|
Monoterpen
|
C10H16
|
Minyak
Atsiri
|
Seskuiterpen
|
C15H24
|
Minyak
Atsiri
|
Diterpen
|
C20H32
|
Resin
Pinus
|
Triterpen
|
C30H48
|
Saponin,
Damar
|
Tetraterpen
|
C40H64
|
Pigmen,
Karoten
|
Politerpen
|
(C5H8)n
n 8
|
Karet
Alam
|
Dari rumus di atas sebagian besar terpenoid
mengandung atom karbon yang jumlahnya merupakan kelipatan lima. Penyelidikan
selanjutnya menunjukan pula bahwa sebagian besar terpenoid mempunyai kerangka
karbon yang dibangun oleh dua atau lebih unit C5 yang disebutunit
isopren. Unit C5 ini dinamakan demikian karena kerangka
karbonnya seperti senyawa isopren. Wallach (1887) mengatakan bahwa struktur
rangka terpenoid dibangun oleh dua atau lebih molekul isopren. Pendapat
ini dikenal dengan “hukum isopren”.
Ingold (1925) mengatakan pula bahwa isopren
unit yang terdapat di alam masing-masing bergabung dengan ikatan “head to
tail” yang bahagian ujung suatu molekul berikatan dengan bagian kepala molekul
isopren lainnya.
Beberapa contoh terpenoid :
Monoterpen :
Seskuiterpen :
Politerpen :
Terpenoid Tak Teratur :
Usaha untuk menemukan senyawa isopren biologis
yang sesungguhnya digunakan oleh organisme untuk sintesa terpenoid dilakukan
oleh banyak peneliti selama bertahun-tahun. Masalah ini akhirnya dapat
diselesaikan oleh J.W. Cornforth pada tahun 1959 dari
penyelidikan-penyelidikannya dibidang steroid. Conforth menemukan dua bentuk
isoprene yang aktif, yakni isopentenil pirofosfat (IPP) dan dimetilalil
pirofosfat (DMAPP). Kedua isopren aktif ini harus ada untuk keperluan sintesa
terpenoid oleh organisme.
Penyelidikan-penyelidikan selanjutnya oleh para
ahli menunjukan bahwa IPP dan DMAPP berasal dari asam mevanolat. Selanjutnya
diketahui pula bahwa satu-satunya sumber karbon bagi asam mevanolat, begitu
pula IPP dan DMAPP ialah asam asetat atau turunannya yang aktif, yakni asetil
pirofosfat. Mekanisme dari tahap-tahap reaksi biosintesa terpenoid, pada waktu
ini sudah diketahui dengan baik dan tercantum pada Gambar
Mekanisme dari tahap-tahap reaksi biosintesis
terpenoid adalah asam asetat setelah diaktifkan oleh koenzim A melakukan
kondensasi jenis Claisen menghasilkan asam asetoasetat. Senyawa yang dihasilkan
ini dengan asetil koenzim A melakukan kondensasi jenis aldol menghasilkan
rantai karbon bercabang sebagaimana ditemukan pada asam mevalinat, reaksi-reaksi
berikutnya adalah fosforilasi,eliminasi asam fosfat dan dekarboksilasi menghasilkan
isopentenil (IPP) yang selanjutnya berisomerisasi menjadi dimetil alil
piropospat (DMAPP) oleh enzimisomeriasi. IPP sebagai unit isoprene aktif
bergabung secara kepala ke ekor dengan DMAPP dan penggabungan ini merupakan
langkah pertama dari polimerisasi isoprene untuk menghasilkan
terpenoid.Penggabungan ini terjadi karena serangan electron dari ikatan rangkap
IPP terhadap atom karbon dari DMAPP yang kekurangan electron diikuti
olehpenyingkiran ion pirofosfat yang menghasilkan geranil.pirofosfat (GPP)
yaitu senyawa antara bagi semua senyawa monoterpenoid.Penggabungan selanjutnya
antara satu unti IPP dan GPP dengan mekanisme yang sama menghasilkan Farnesil
pirofosfat (FPP) yang merupakan senyawaantara bagi semua senyawa
seskuiterpenoid. Senyawa diterpenoid diturunkan dariGeranil-Geranil Pirofosfat
(GGPP) yang berasal dari kondensasi antara satu unit IPP dan GPP dengan
mekanisme yang sama.
Secara umum biosintesa dari terpenoid terjadi 3 reaksi dasar yaitu:
1.Pembentukan isoprene aktif berasal dari asam asetat melalui asam mevalonat.
2.Penggabungan kepala dan ekor dua unit isoprene akan membentuk mono-,seskui-, di-. sester-, dan poli-terpenoid.
3.Penggabungan ekor dan ekor dari unit C-15 atau
C-20 menghasilkan triterpenoid dan steroid.
Permasalahan
:
Menurut literature yang saya dapatkan pembentukan isoprena aktif
berasal dari asam asetat melalui asam mevalonat. Asam asetat setelah diaktifkan
oleh koenzim A (Ko-A) melakukan kondensasi jenis Claisen menghasilkan
Asetoasetil Ko-A. Senyawa ini dengan Asetil Ko-A melakukan kondensasi jenis
Aldol menghasilkan rantai karbon bercabang sebagaimana ditemukan pada asam
mevalonat. Hal ini menunjukan bahwa koenzim A (Ko-A) bersifat sebagai katalis.
Yang ingin saya tanyakan, apabila asam asetat di aktifkan
menggunakan katalis yang lain seperti NADH, FADH atau vit B, yang juga
merupakan koenzim yang berasal dari gugus prostetik terdiri atas senyawa organic
kompleks, apakah akan dapat membentuk asam mevalonat juga ? jika iya, tolong
jelaskan mekanismenya, jika tidak, tolong jelaskan alasannya !
sebenarnya begini saudari pudya dalam biosintesis terpenoid ini, bukan menghasilkan asam mevalonat melainkan untuk mendapatkan isopren aktif ini diturunkan drai asam asetat melalui jalur asam mevalonat. prose ini merupakan tahap pertama dari biosintesis terpenoid.dan jika itu permasalahan anda menurut literatur yang saya baca, tidak akan terbentuk asam mevalonat jika Ko-A diganti dg koenzim-koenzim yg lain sebab Struktur kimia KoA-asetil merupakan ester antara KoA dan asam asetat dengan reaksi antara gugus tiol dan gugus asil. serta pada saat asam asetat direaksikan dg koenzim A akan menghasilkan asetil koenzim A. yg seterusnya akan mengalami berbagai macam reaksi. serta funsi utama Ko-A menyediakan sejumlah atom karbon yang berada dalam gugus asetil ke dalam siklus asam sitrat untuk dioksidasi guna memperoleh energi. dari penjelasan diatas sudah jelas jika koenzim A diganti dg yg lainnya tidak akan terbentuk asam mevalonat karena meskipun mereka sama-sama koenzim dari gugus prostetik tapi struktur mereka berbeda jika mengalami berbagi macam reaksi dg asam asetat maka hasilnya pun akan berbeda.
BalasHapusuntuk permasalahan ini saya memiliki banyak keterbatasan untuk menjawabnya jadi untuk saat ini hanya sebatas ini yang bisa saya jelaskan. terima kasih
menurut literatur yang saya pahami, koenzim A merupakan enzim yang bersifat sebagai katalis. jika koenzim A digantikan dengan koenzim yang lainnya, maka tidak akan terbentuk asam mevalonat untu pembentukan isoprene aktif.
BalasHapus